DeepSeek Banyak Diblokir Karena Masalah Keamanan

DeepSeek Banyak Diblokir Karena Masalah Keamanan

Layanan kecerdasan buatan (AI) DeepSeek, yang dibuat oleh China, telah mengejutkan industri teknologi di seluruh dunia karena menawarkan pengembangan AI dengan harga yang jauh lebih rendah daripada yang ditawarkan oleh perusahaan AS.


Dengan demikian, ada keraguan besar tentang keamanan DeepSeek. Di seluruh dunia, perusahaan dan lembaga pemerintah mulai membatasi akses karyawan mereka ke tool DeepSeek.


Ini diungkapkan oleh perusahaan keamanan siber yang dipekerjakan untuk melindungi sistem pemerintah dan bisnis di seluruh dunia.


Karena kekhawatiran bahwa data mungkin bocor ke pemerintah China, ratusan perusahaan, terutama yang terkait dengan lembaga pemerintah, secara bertahap memblokir akses ke DeepSeek.


Nadir Izrael, CTO perusahaan keamanan siber Armis, mengumumkan hal ini. Ia menyatakan bahwa banyak pelanggan Netskope, perusahaan keamanan jaringan, membatasi akses karyawan ke situs tertentu, yang mengakibatkan pembatasan DeepSeek.


Menurut Israel, 70% klien Armis telah meminta pemblokiran akses. Selain itu, Ray Canzanese, direktur ancaman lab Netskop, mengatakan bahwa 52% klien Netskop juga telah memblokir akses ke DeepSeek secara keseluruhan.


Izrael mengatakan, dikutip dari JapanTimes, Senin (3/1/2025), "Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data pada model AI [DeepSeek] ke pemerintah China."


Izrael menambahkan, "Tak ada yang tahu ke mana informasi-informasi itu disalurkan."


DeepSeek tidak menanggapi permintaan komentar.


Untuk melatih model AI-nya, DeepSeek mengumpulkan teks, file, audio, feedback, dan rekam jejak chat pengguna, menurut kebijakan privasi perusahaan. Selain itu, disebutkan bahwa informasi dapat diserahkan ke penegak hukum dan otoritas publik jika diperlukan.


Beberapa negara telah melakukan aksi penjegalan di tengah popularitas DeepSeek. Pada pekan lalu, Komisi Perlindungan Data Irlandia meminta DeepSeek untuk memberikan informasi terkait tindakan yang diambil untuk melindungi data perusahaan.


Selain itu, DeepSeek telah dihubungi oleh Lembaga Pengawasan Perlindungan Data Italia untuk meminta informasi tentang bagaimana perusahaan mengelola data pengguna Italia. DeepSeek diberi waktu 20 hari untuk memberikan tanggapan.


Seiring dengan itu, Kantor Komisioner Informasi Inggris meminta pengembang AI untuk menjadi transparan tentang penggunaan data personal pengguna. Lembaga itu juga mengingatkan untuk mengambil tindakan jika pengembang AI tidak mematuhi peraturan.


Menurut lembaga think-tank AS, kelemahan keamanan nasional China memungkinkan pemerintah untuk mendapatkan akses ke kunci enkripsi yang dikontrol oleh perusahaan negara.


Jika TikTok milik ByteDance, perusahaan China yang dimiliki Xi Jinping, menolak keluar dari pemerintah China, pemerintah AS berencana memblokirnya.


source : cnbcindonesia.com

  • Share: