Manajemen Baru eFishery Hasil Rapat Pemegang Saham

Manajemen Baru eFishery Hasil Rapat Pemegang Saham

Pemegang saham eFishery mempekerjakan FTI Consulting sebagai pengelola sementara perusahaan agritech. Pihak ketiga independen dipilih untuk melakukan penilaian kondisi perusahaan secara objektif dan menyeluruh.


Setelah ditemukan ketidakkonsistenan dalam laporan keuangan eFishery, FTI Consulting, perusahaan konsultan manajemen, ditunjuk untuk melakukan audit di perusahaan tersebut. Gibran Huzaifah, pendiri eFishery, diduga melakukan pemalsuan laporan keuangan. Investigasi tersebut menyebabkan Gibran dan co-founder dan mantan CPO Chrisna Aditya dicopot dari jabatannya pada Desember 2024.


Perusahaan segera mengambil tindakan proaktif untuk menangani informasi tersebut, termasuk mempekerjakan FTI Consulting sebagai manajemen sementara. Dalam pernyataan yang dikirim ke CNBC Indonesia pada hari Selasa (4/2/2025), Dewan Direksi eFishery menyatakan, "Keputusan ini diambil dengan persetujuan dari para pemegang saham Perusahaan."


Penunjukan pihak ketiga independen dapat menjadi pilihan terbaik bagi eFishery, menurut dewan direksi.


Tujuan keterlibatan pihak ketiga yang independen dalam manajemen adalah untuk memfasilitasi kajian yang menyeluruh dan objektif terhadap bisnis perusahaan untuk menentukan langkah terbaik bagi Grup ke depannya.


Menurut dokumen yang diterima oleh CNBC Indonesia, hasil audit menunjukkan bahwa manajemen di bawah pimpinan Gibran melakukan penipuan sistematis. Manajemen eFishery telah memiliki dua laporan keuangan yang berbeda sejak 2018, satu untuk kebutuhan internal dan eksternal.


Menurut laporan keuangan internal, eFishery mengumpulkan pendapatan senilai Rp2,6 triliun selama sembilan bulan, dari Januari hingga September 2024. Di sisi lain, laporan keuangan eksternal menunjukkan bahwa eFishery meraup pendapatan 4,8 kali lipat, senilai Rp12,3 triliun.


Selain itu, laporan internal dan eksternal berbeda tentang pencatatan profit sebelum pajak. Versi laporan eksternal menunjukkan bahwa eFishery membukukan profit sebelum pajak senilai Rp261 miliar dari Januari hingga September 2024, tetapi versi laporan internal menunjukkan bahwa eFishery mengalami kerugian sebesar Rp578 miliar selama periode yang sama.


Selain laporan keuangan, manipulasi yang dilakukan e-Fishery ditunjukkan oleh mantan CEOnya, Gibran Huzaifah, yang mengatakan kepada investor bahwa perusahaan memiliki lebih dari 400.000 fasilitas pakan, meskipun fakta di lapangan hanya sekitar 24.000.


Hasil menunjukkan bahwa eFishery telah menyesuaikan biaya operasional untuk menyesuaikannya dengan skala bisnis yang sebenarnya.


"Selama beberapa minggu terakhir, kami harus mengambil sejumlah keputusan sulit agar dapat menyelaraskan biaya operasional dengan skala bisnis grup sesungguhnya. Keputusan-keputusan ini dibuat dengan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, dan tetap mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan melindungi integritas grup."


Dewan Direksi menyadari bahwa saat ini adalah masa yang sulit bagi para karyawan eFishery dan pemangku kepentingan lainnya.


"Kami akan terus bertindak dengan integritas dalam menangani situasi ini, dan memperhatikan karyawan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Kami mengapresiasi dukungan dari karyawan dan seluruh pemangku kepentingan di tengah kondisi sulit ini."


Source : cnbcindonesia.com


  • Share: