Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung bersama Cubic telah menyelenggarakan seminar dengan tema “Startup Talk: Road to Industry 4.0” pada hari Kamis, 2 Mei 2019 di Hotel Savoy Homann Bandung.
Seminar ini bertujuan untuk mempersiapkan para pelaku bisnis (UMKM dan Startup) Indonesia, khususnya yang ada di Kota Bandung agar siap dan memiliki kemampuan untuk memasuki era Revolusi Industri 4.0. Pada acara ini, telah diundang tiga pembicara yaitu:
1. Kepala Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Kantor Regional 2 Jawa. Noviyanto Utomo, sebagai perwakilan dari Pemerintah yang memiliki wewenang
terhadap kebijakan
2. Head of Corporate Affairs TunaiKita, Yos Kusuma, sebagai perwakilan dari Startup.
3. Founder Cubic bisnis inkubator, Faris Sundara Putra.
Materi pertama disampaikan oleh perwakilan OJK, membahas tentang peran OJK pada sektor jasa keuangan di Indonesia, terutama pada era Industri 4.0. Para pelaku bisnis sektor keuangan, seperti Fintech yang ada di Indonesia harus sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang dibuat OJK. OJK mengimbau masyarakat untuk menggunakan jasa penyelenggaran fintech peer to peer lending yang sudah terdaftar/berizin dari OJK agar terhindar dari penipuan atau kasus-kasus merugikan lainnya.
Materi kedua disampaikan oleh perwakilan startup yaitu dari TunaiKita. TunaiKita adalah platform peer-to-peer yang menyediakan produk pinjaman kepada pelanggan individu. Melalui TunaiKita, masyarakat dapat memperoleh pinjaman dengan mudah, cepat dan terpercaya karena TunaiKita sudah terdaftar di OJK. TunaiKita memiliki visi untuk meingkatkan inklusi keuangan Indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Materi ketiga disampaikan oleh Cubic sebagai inkubator bisnis yang mengangkat isu mengenai apa yang harus dipersiapkan para pelaku bisnis agar dapat berperan dan terus berkembang di era Industri 4.0. Dua poin penting yang disampaikan adalah tentang pentingnya bagi para pelaku bisnis untuk memiliki pola pikir “service oriented” dibandingkan dengan “product oriented”, dan tentang pentingnya peningkatan peran software pada bisnis agar kerja lebih efektif dan efisien.