
Ansoff Matrix Sebagai Tools Business Development
“For good ideas and true innovation, you need human interaction, conflict, argument, debate.”
- Margaret Heffernan -
Mungkin dulu tidak ada yang pernah mengira pasar Nokia dengan sistem operasi Syimbian-nya bakal tergusur oleh Apple dan Android, pun begitu dengan beberapa retail-retail fashion modern yang akhirnya tutup atau setidaknya berkurang penjualannya karena sebagian konsumen shifthing kepada belanja online.
Inilah titik penting dari business development yang didalamnya tentu terdapat inovasi. Tanpa pengembangan bisnis yang memiliki nilai inovasi, bisnis kita akan tertinggal oleh perkembangan zaman dan kebutuhan konsumen yang semakin menginginkan kecepatan dan kemudahan. Sesuai dengan apa yang dikatakan Margaret Heffernan diatas, bahwa inovasi yang sesungguhnya hanya bisa dicapai dengan adanya perdebatan dan adu argumen di dalam tim bisnis kita, hal ini juga yang saya lakukan di perusahaan. Pengembangan bisnis dan inovasi selalu kita bahas bersama dan bukan keputusan sepihak baik saya sebagai CEO ataupun direksi lain, karena setiap orang memiliki latar belakang dan pengetahuan yang berbeda-beda yang jika kita gali dalam debat dan adu argument tentu akan menghasilkan ide yang terbaik.
Ada sebuah tools untuk mewadahi dan memudahkan agar diskusi ataupun debat dalam pengembangan bisnis ini lebih konstruktif, namanya Ansoff Matrix. Tools yang dibuat oleh Igor Ansoff, Professor bidang manajemen kelahiran Rusia yang juga dikenal sebagai bapak manajemen strategis ini bisa dibilang sederhana, namun sangat membantu dalam strategi business development. Ansoff matriks membagi pengembangan bisnis menjadi 4 bidang yaitu: Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, Pengembangan Produk dan Diversifikasi.
1. Penetrasi Pasar
Strategi pertama dan yang paling banyak digunakan dalam Ansoff Matriks adalah penetrasi pasar. Strategi ini adalah tentang bagaimana mengambil market yang sudah ada dengan produk eksisting, tujuannya adalah memenangkan persaingan dan perebutan market share dengan kompetitor. Strategi ini relatif memiliki resiko yang rendah dan peluang pertumbuhan pun juga kecil. Contoh dari strategi ini adalah perang diskon dan gratis ongkos kirim yang dilakukan oleh beberapa marketplace di Indonesia.
2. Pengembangan Pasar
Sedikit berbeda dengan strategi sebelumnya, pengembangan pasar fokus untuk membuat pasar yang baru meskipun masih tetap dengan produk yang sudah ada. Biasanya dalam strategi ini adalah perubahan minor dalam produk karena menyesuaikan dengan pasar yang baru. Sebagai contoh, GOJEK yang membuka pasar baru di Vietnam memiliki brand baru agar lebih terkesan lokal.
3. Pengembangan Produk
Strategi ini memiliki resiko kecil namun memiliki potensi pertumbuhan cukup besar. Pengembangan produk adalah membuat dan mengenalkan produk atau fitur baru kepada pasar yang sudah mereka miliki. Strategi seperti munculya fitur GO-FOOD dalam aplikasi GOJEK juga fitur beli emas di beberapa marketplace adalah beberapa contohnya. Keunggulan dari strategi ini adalah pasar sudah mengenal perusahaan dengan baik, bahkan jika bentuknya adalah fitur dari suatu aplikasi, pasar sudah menginstall aplikasinya sehingga untuk memperoleh pasar relatif mudah dan customer acquisition cost-nya rendah.
4. Diversifikasi
Strategi ini adalah strategi yang paling beresiko, membutuhkan modal besar dan memiliki potensi gagal yang tinggi, namun tentu juga yang memiliki potensi pertumbuhan paling besar. Contoh sukses dari strategi ini adalah pengembangan Iphone oleh Apple, pasar dan produk smartphone saat itu bisa dibilang baru. Meskipun sudah muncul PDA phone, IPhone berbeda sama sekali seperti adanya App Store dan sebagainya. Namun Apple mampu mewujudkannya dan mengubah peta pasar telepon genggam dunia yang kemudian diikuti oleh Google lewat Androidnya.
Jadi strategi mana yang akan anda terapkan dalam bisnis? Tentu harus sesuai dengan kebutuhan pasar dan kondisi bisnis anda sekarang, dan yang lebih penting, strategi dan inovasi tersebut harus melalui perdebatan dan adu argumen dalam tim agar menghasilkan ide pengembangan bisnis yang matang.