
Generasi muda tidak lagi menggunakan istilah "googling", yang merujuk pada aktivitas berselancar di internet menggunakan browser Google.
Studi menunjukkan bahwa generasi muda, terutama Gen Z, tidak lagi menggunakan mesin pencarian Google untuk mencari informasi di internet.
Istilah "Gen Z" mengacu pada generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, yang merupakan generasi pertama yang menggunakan internet sepanjang hidupnya.
Seorang analis internet dari Bernstein Research, Mark Shmulik, menyatakan bahwa Generasi Z mulai beralih ke platform yang berbeda. Ini terlihat dari fakta bahwa kata Google semakin jarang digunakan sebagai kata kerja, yang menunjukkan bahwa cara mereka menggunakan internet telah berubah.
"Audiens yang lebih muda melakukan 'search', bukan 'googling'," kata Shmulik, dilansir dari Fortune, Kamis (12/9/2024.
Analisis tersebut, menurut Shmulik, menunjukkan bahwa Gen Z lebih sering menggunakan aplikasi TikTok daripada Google untuk menemukan rekomendasi untuk restoran dan hotel.
Gen Z juga cenderung mencari AI Generatif seperti ChatGPT untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Atau, mereka akan merujuk ke kreator konten untuk melihat rekomendasi produk yang akan dibeli di e-commerce seperti Amazon.
Bernstein menggunakan survei Talker Research dan Forbes Advisor yang dilakukan pada April 2024 terhadap 2.000 orang Amerika. Sebagai hasil dari survei tersebut, 45% anggota Gen Z lebih sering melakukan "pencarian sosial" melalui situs-situs seperti TikTok dan Instagram daripada Google.
Angka tersebut lebih besar dari sekitar 35% generasi milenial, 20% Gen X, dan kurang dari 10% Boomer. Selain itu, Gen Z semakin bergantung pada media sosial sebagai mesin pencari utama seiring bertambahnya usia mereka.
"Generasi Z juga tumbuh di Internet yang relatif matang. Sudah menjadi sifat alami bagi para pengguna ini untuk langsung mengakses sumbernya," ujar Shmulik.
Data dari GWI Core menunjukkan bahwa pada tahun 2016, sekitar 40% Gen Z mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial sebagai mesin pencari utama untuk merek, barang, dan layanan, dan pada tahun 2023, hampir 52% akan mengatakan hal yang sama.
Sementara media sosial seperti Instagram dan TikTok memungkinkan platform e-commerce dan iklan yang disesuaikan untuk menarik minat remaja, Bahkan pada tahun 2023, pendapatan iklan anak di bawah umur di AS akan mencapai US$11 miliar.
Source: cnbcindonesia.com
Cover image : hubstaff.com